Hari : Selasa, 07 April 2015/17 Jumadil Akhir 1436 H
Oleh : Ustadz Noerdin
Oleh : Ustadz Noerdin
Dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi
Setiap manusia
hidup pasti memerlukan makan minum. Ini sudah menjadi keharusan, sebab tanpa
itu tentu mati. Tetapi makan dan minum itupun wajib menurut aturan nya.jangan
asal suka, terus dimasukkan saja, sehingga perut menjadi sesak dan padat, penuh
dan tidak ada kelonggarannya samasekali.
Dalam
Hadis-hadis di bawah ini Rasulullah s.a.w. memberikan tuntunan kepada kita:
1. Tidak
satu wadahpun yang diisi oleh seseorang sampai penuh yang lebih buruk daripada
ia mengisi perutnya. Ini adalah sebagai anjuran secara halus bahwa kita kalau makan
jangan terlampau penuh dan padat isi perut itu. Oleh sebab itu Nabi s.a.w.
pernah bersabda:
"Kita - kaum Muslimin - adalah
suatu kaum yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar dan apabila kita
makan tidak sampai kekenyangan."
Kegemaran makan sampai padat adalah
sesuatu yang amat dikhawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. atas ummatnya,
sebagaimana sabdanya: "Yang paling saya takuti di antara hal-hal yang
saya takuti atas ummatku ialah besarnya perut, gendut karena banyak makan,
terus menerus tidur, kegemaran tidur yang melampaui batas, malasmalasan dan
lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap."
2.
Makan
itu secukupnya saja asalkan tulang dapat berdiri untuk dapat digunakan bekerja,
yakni tidak sampai kehilangan semangat sebab lapar.
3.
Isi
perut hendaklah dibagi tiga macam, yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas serta letak udara yang perlu dikosongkan,
sehingga jiwa menjadi baik dan bersih.
Ada beberapa hal
yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan urusan makan minum ini, yaitu:
a. Perut besar itu adalah rumah penyakit,
sedang menjaga diri sebelum sakit adalah pokok pangkal pengobatan, karena
jikalau telah sakit tentu sukar diobati dan tentu makan waktu untuk
kesembuhannya. Oleh sebab itu berlaku sederhanalah dalam makan minum,
b. Bukan banyaknya makanan yang menyebabkan
kuatnya tubuh, tetapi makan secukupnya itulah yang membuat tubuh menjadi
bersemangat dan menyebabkan kecerdikan dan berfikir.
c. Jikalau perut sudah terisi banyak makanan,
maka sempitlah jadinya untuk isi minuman. Jikalau sudah di is i terlampau
banyak dengan minuman, maka sempitlah jadinya untuk diisi udara. Kalau demikian
itu, terjadi, maka kelesuan, kemalasan, kelelahan akan menghinggapi orang yang
berbuat semacam itu. Hal ini sangat membahayakan kesihatannya, sebab akhirnya
akan sering sakit-sakitan tubuhnya dan jiwanya menjadi pemalas dan gemar
menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah semangat kerjanya. Akibatnya
timbullah berbagai angan-angan yang buruk dalam fikirannya.
Menilik hal-hal
di atas itu, maka dapatlah kita menilai, betapa tinggi ajaran yang diberikan
oleh Rasulullah s.a.w. itu kepada ummatnya. Selanjutnya terserahlah kepada kita
sendiri untuk melaksanakan atau mengabaikannya. Semoga Allah memberikan taufik
kepada kita agar kita dapat selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya
itu. Amin.
Apa yang
diuraikan dalam nomor tiga di atas adalah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
s.a.w. kepada seluruh ummatnya dan disabdakan dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan
oleh Imam-imam Ahmad, Termidzi, Nasa'i serta Ibnu Majah yang oleh Imam Termidzi
dikatakan sebagai Hadis hasan. Hadis ini diterima dari sahabat Almiqdam bin Ma'dikariba
r.a.
Adapun sabda
Rasulullah yang dimaksudkan ialah: "Tiada seorang anak Adam
(manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perut.
Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan beberapa suap saja yang dapat mendirikan
(menguatkan) tulang belakangnya. Oleh sebab itu, apabila perut itu mesti diisi,
cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga
lagi untuk pernafasannya (jiwanya)."
Dari 'Amr bin
Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda
kepadaku: "Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah
dari
makanan yang ada
di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Aisyah
radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila
seseorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta'ala
- yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta'ala
pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi
awwalahu wa akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan makan dan
pada penghabisannya.
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dari Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan shahih.
Dari Jabir r.a.,
katanya: "Saya mendengar Rasululiah s.a.w. bersabda: "Apabila
seseorang itu masuk rumahnya, lalu ia berzikir kepada Allah di waktu masuknya
dan ketika makannya, maka syaitan berkata kepada kawan-kawannya: "Engkau semua
tidak dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan. Tetapi jikalau orang itu masuk
lalu tidak berzikir kepada Allah Ta'ala ketika masuknya, maka syaitan berkata: "Engkau
semua dapat memperoleh tempat bermalam." Selanjutnya jikalau orang tadi
tidak pula berzikir kepada Allah Ta'ala ketika makannya, maka syaitan tadi
berkata: "Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam serta
makanan." (Riwayat Muslim)
Dari Hudzaifah
r.a., katanya: "Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama
Rasululiah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih
dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya.
Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama
beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah - wanita, mungkin seorang hamba
sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan - karena amat cepat
jalannya, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian
Rasululiah s.a.w. mengambil tangannya – dilarang makan dulu. Seterusnya datang
pulalah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, seolah-olah ia
dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasululiah
s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu
apabila tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya - yakni tidak dibacakan
Bismillah lebih dulu.
Sebenarnya
syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini
baginya, tetapi saya telah mengambil - yakni menahan - tangannya. Kemudian
datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari
halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang
jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada
di dalam genggaman tanganku ini bersama kedua tangan orang yang kupegang
ini."
Sesudah itu
beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni membaca Bismillah - lalu
makan." (Riwayat Muslim)
Dari Umayyah bin
Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. – pada suatu ketika -
duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah,
sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan
sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi
awwalahu wa akhirahu." Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda:
"Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah
ia ingat untuk mengucapkan nama Allah - yakni setelah membaca Bismillah, maka
syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya.
(Riwayat Abu Dawud dan nasa'i)
Dari Aisyah
radhiallahu'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika - hendak
makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang
A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, kemudian makan makanan itu dalam dua kali
suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saja andaikata
orang ini suka membaca Bismillah - sebelum makannya tadi - niscaya makanan itu
dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan
itu."
Diriwayatkan
oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abu Umamah
r.a. bahwasanya nabi s.a.w. apabila mengangkat hidangannya - yakni setelah
selesai makan - beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Segala puji
bagi Allah sebanyak-banyaknya, makanan yang suci serta diberkahi, tidak
diremehkan serta tidak pula dianggap kurang berguna, ya Tuhan kita."
(Riwayat Bukhari)
Dari Mu'az bin
Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang
setelah selesai makan sesuatu makanan lalu mengucapkan – yang artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan memberikan
rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta kekuatan daripadaku, maka diampunkanlah
untuknya apa-apa yang telah terdahulu dari dosanya."
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis
hasan.
0 komentar:
Posting Komentar