Hari : Senin, 18 Mei 2015/29 Rajab 1436 H
Oleh : Ustadz Humaedy
Dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi
Oleh : Ustadz Humaedy
Dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi
822.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Janganlah seseorang di antara engkau semua itu menyuruh berdiri
pada seseorang dari tempat duduknya kemudian ia sendiri duduk di situ, tetapi
berikanlah keluasan tempat serta kelapangan - pada orang lain yang baru
datang."
Ibnu
Umar itu apabila ada seorang yang berdiri dari tempat duduknya karena
menghormatnya, ia tidak suka duduk di tempat orang tadi itu. (Muttafaq 'alaih)
823.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau
seseorang di antara engkau semua itu berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia
kembali ke situ, maka ia memang lebih berhak untuk menempati tempat duduknya
tadi." (Riwayat Muslim)
824.
Dari Jabir bin Samurah radhiallahu'anhuma, katanya: "Kita semua itu
apabila mendatangi Nabi s.a.w., maka setiap seseorang dari kita itu duduk di
tempat mana ia berakhir - maksudnya tidak sampai melangkahi bahu orang lain
untuk menuju ke tempat yang lebih muka." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan
Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
825.
Dari Abu Abdillah yaitu Salman al-Farisi r.a., katanya: Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Tidaklah seseorang itu mandi pada hari Jum'at dan ia bersuci
sekuasa yang dapat ia lakukan, juga berminyak dari minyaknya ataupun mengenakan
sesuatu dari minyak harum yang ada di rumahnya, kemudian ia keluar - ke masjid,
lalu ia tidak memisah-misahkan antara dua orang - yang sedang duduk,
selanjutnya ia bersembahyang apa yang ditentukan atasnya - yakni shalat sunnah
tahiyyatul masjid - dan seterusnya ia mendengarkan jikalau imam berbicara -
atau berkhutbah, melainkan orang yang melakukan semua itu tentu diampunkan
untuknya antara hari Jum'at yang dilakukan itu dengan hari Jum'at yang lainnya
- yaitu hari Jum'at berikutnya."
826.
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari nenek lelakinya r.a. bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halallah bagi seseorang itu kalau
memisahkan tempat duduk antara dua orang, melainkan dengan izin kedua orang
itu." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Dalam
riwayat Abu Dawud disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang
itu duduk antara dua orang - yang sudah duduk lebih dulu, melainkan dengan izin
keduanya."
827.
Dari Hudzaifah al-Yaman r.a. bahwasanya Rasulullah melaknat kepada orang yang
duduk di tengah lingkaran - maksudnya orang-orang banyak duduk di tepi
melingkari sesuatu tempat lalu orang itu datang belakangan terus melangkahi
bahu mereka dan duduk di tengah-tengah orang banyak. (Riwayat Abu Dawud dengan
isnad hasan)
Imam
Termidzi juga meriwayatkan dari Abu Mijlaz bahwasanya ada seorang lelaki duduk
di tengah lingkaran, lalu Hudzaifah berkata: "Dilaknat atau lisannya
Muhammad s.a.w. atau Allah melaknat atas lisannya Muhammad s.a.w. pada orang
yang duduk di tengah-tengah lingkaran." Imam Termidzi mengatakan bahwa ini
adalah Hadis hasan shahih.
828.
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
bersabda: "Sebaik-baik tempat duduk -yakni majlis- ialah yang terlebar
-terluas ruangannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih
menurut syarat Imam Bukhari.
829.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa
yang duduk di dalam suatu majlis, lalu banyak senda guraunya yang tidak
bermanfaat dalam majlis tadi, lalu ia mengucapkan sebelum berdiri meninggalkan
majlis itu, demikian -yang artinya: "Maha Suci Engkau, ya Allah dan saya
mengucapkan puji-pujian padaMu. Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan
melainkan Engkau, saya mohon ampun serta bertaubat padaMu, melainkan orang
tersebut pasti diampunkan untuknya apa-apa -yakni dosa - yang diperolehnya dari
majlis yang sedemikian tadi." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih
830.
Dari Abu Barzah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda pada
penghabisannya jikalau beliau s.a.w. hendak berdiri dari majlis -yang artinya:
"Maha Suci Engkau ya Allah dan saya mengucapkan pujian-pujian padaMu. Saya
menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun serta
bertaubat padaMu."
Kemudian
ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesung-guhnya Tuan mengucapkan
sesuatu ucapan yang tidak pernah Tuan ucapkan sebelum ini?" Beliau s.a.w.
bersabda: "Yang sedemikian itu adalah sebagai penebus dari apa saja -
yakni kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan - yang ada di dalam majlis
itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, juga diriwayatkan oleh Imam Hakim
yaitu Abu Abdillah dalam kitab Al-Mustadrak dari riwayat Aisyah radhiallahu
'anha dan ia mengatakan bahwa Hadis ini adalah shahih isnadnya.
831.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Jarang sekali Rasulullah
s.a.w. itu berdiri meninggalkan sesuatu majlis, sehingga lebih dulu beliau
s.a.w. berdoa dengan doa-doa di bawah ini - yang artinya: "Ya Allah,
bagikanlah kepada kita dari takut kita padaMu sesuatu yang menghalang-halangi
antara kita dengan bermaksiat padaMu. juga dari taat kita padaMu sesuatu yang
dapat menyampaikan kita kepada syurgaMu.demikian pula dari keyakinan yang dapat
meringankan kita menghadapi bencana-bencana di dunia ini. Ya Allah, berikanlah
kenikmatan kepada kita dengan adanya pendengaran, penglihatan dan kekuatan
kita, selama Engkau masih menghidupkan kita dan jadikanlah semua itu sebagai
yang tertinggal dari kita - yakni sampai di akhir hayat hendaklah masih dapat
digunakan sebaik-baiknya. Jadikanlah pembalasan kita itu tertuju kepada orang
yang menganiaya kepada kita. Berilah kita per-tolongan kepada orang yang
memusuhi kita dan janganlah dijadikan bencana kita ini menimpa agama kita.
Jangan pula menjadikan dunia ini sebagai sebesar-besar perhatian yang kita
menuju padanya atau puncak dari ilmu pengetahuan kita - sehingga tidak
memberikan kemanfaatan samasekali untuk urusan akhirat. Demikian pula janganlah
memberikan kekuasaan untuk memerintah kita kepada orang yang tidak belas
kasihan kepada kita." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan.
832
Dari Abu hurairah r.a., Katanya: 'Kasuluilah s.a.w. bersabda: "Tiada
sesuatu kaum pun yang berdiri meninggalkan sesuatu majlis dan tidak sama
berzikir kepada Allah Ta'ala dalam majlis itu, melainkan semua itu berdiri
bagaikan bangkai keledai dan mereka semuanya memperoleh penyesalan." (Riwayat
Abu Dawud dengan isnad shahih)
833.
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tiada sesuatu
kaumpun yang duduk di suatu majlis yang mereka itu tidak berzikir kepada Allah
Ta'ala dalam majlis tadi, juga tidak mengucapkan bacaan shalawat kepada Nabi
mereka di dalam-nya, melainkan atas mereka itu ada kekurangannya. Jikalau Allah
berkehendak, maka Allah akan menyiksa kepada mereka dan jikalau Allah
berkehendak, maka Allah akan mengampunkan pada mereka." Diriwayatkan oleh
Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
834.
Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: Barangsiapa yang
duduk di suatu tempat duduk dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta'ala dalam
duduknya itu, maka atasnya adalah kekurangan dari Allah dan barangsiapa yang
berbaring di suatu tempat pembaringan dan ia tidak berzikir kepada Allah Ta'ala
dalam berbaringnya itu, maka atasnya adalah kekurangan dari Allah."
(Riwayat Abu Dawud) Sudah terdahulu uraian perihal arti Attirah baru-baru ini
-yakni dalam Hadis no. 813.
0 komentar:
Posting Komentar