Jumat, 12 Juni 2015

SEBERAPA BESARKAH PERAN UMAT ISLAM DI INDONESIA......

Sebagai generasi Islam Indonesia sudah sepatutnya kita tahu peran apa yang telah dilakukan oleh generasi Islam negeri ini untuk negaranya...  Mari kita coba kupas tuntas secara bertahap apa saja peran penting yang telah dilakukan oleh Ulama, Santri dan umat Islam negeri ini dari jaman dahulu.. Admin mencoba mengupas tuntas peran tersebut yang Admin sarikan dari buku "API SEJARAH" Karya Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara. Buku ini mengungkap yang tersembungi dan disembunyikan dari sejarah.

PEMBUKA

Beberapa penulis sejarah mengira masuknya Islam ke Indonesia itu pada abad ke-13 Masehi. Akan tetapi, R.K.H. Abdullah bin Nuh meyakini bahwa datangnya agama Islam ke Asia Tenggara jauh lebih lama dari perkiraan tersebut. Menurutnya, hubungan perdagangan atau perniagaan antara Indonesia dan sekitarnya dengan negara Arab atau bangsa-bangsa Arab, merupakan suatu jalinan hubungan sejarah yang telah terbentuk berabad-abad, jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW.


Dijelaskan lebih lanjut, berabad-abad sebelum itu, kota-kota di Yaman telah mempunyai hubungan perdagangan luas dengan negara-negara lain. Sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, bangsa Arab terus-menerus mengadakan hubungan perdagangan yang luas di luar negeri. Bangsa Arab merupakan wirausahawan perantara antara Eropa dengan negara-negara Afrika, India, Asia Tenggara dan Timur jauh yaitu Cina dan Jepang.

Mereka tidak hanya memperdagangkan hasil tanah Arab saja. Akan tetapi, perdagangan mereka meliputi pula barang-barang yang mereka datangkan dari Afrika, India, dan sebagainya. Berupa gading gajah, wangi-wangian, rempah-rempah, emas dan sebagainya (Gustave Le Bonm 1956. Hadarat al Arab. Terjemahan dari La Civilisation-des Arabes. cetakan ketiga. Cairo, hal. 95).

Besar kemungkinan bahwa Islam dibawa para wirausahawan Arab ke Asia Tenggara pada Abad pertama dari Tarikh Hijriah atau abad ke-7 M. Hal ini menjadi lebih kuat, menurut T.W. Arnold dalam The Preaching of Islam - Da'wah Islam pada abad ke-2 H perdagangan dengan Sailan atau Srilangka sudah seluruhnya di tangan Bangsa Arab. Pedapat yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Dr. B.H. Burger dan Prof. Dr. Mr. Prajudi dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia>

PENGEMBARAAN WIRAUSAHAWAN ARAB

Hal ini terjadi karena bangsa Arab dahulunya adalah pengembara, benar-benar seperti keadaan mereka pada masa ini. Pengembara-pengembara Arab itu terdiri dari pedagang-pedagang. S. Alwi bin Tahir Al-Hadad menyatakan, jumlah mereka yang ada di Koromandel (dalam sejarah kita kenal dengan nama Keling) sebanyak 850.000 orang. Bahkan disepanjang pantai Malabar, jumlah mereka lebih banyak lagi. Sedangkan mereka yang telah sampai di Cina berjumlah puluhan ribu sehingga pemerintah Cina menyediakan tempat-tempat tertentu untuk kediaman mereka di beberapa kota di Cina.

Keterangan S. Alwi bin Tahir Al-Hadad tersebut memberikan gambaran terjadinya jalinan keakraban antara wirausahawan Arab dengan raja-raja dan masyarakat Cina. Thomas W. Arnold menambahkan hubungan niaga antara Arab dan Cina telah terjalin sebelum Rasululloh SAW lahir. Thomas W. Arnold memberikan gambaran betapa eratnya jalinan niaga Arab - Cina, setelah masa Rasululloh SAW dengan mengutip hadits Rasululloh SAW dari Kanzu Ummal, Jilid V, hlm. 202, Carilah ilmu walaupun ke negeri Cina.

Adapun kehadiran wirausahawan Arab di daratan Cina karena bangsa Arab memiliki bahtera niaga yang mampu mengarungi Samodra Arabia dan Persia, Dalam penulisan sejarah, dinyatakan kapal-kapal dagang masa kejayaan Islam berlayar sampai Samodra Persia.

Pada Peta Bumi karya Al-Biruni, 973 - 1048 M, pakar geografi Muslim menuliskan nama Samodra India sebenarnya adalah Samodra Persia nama sebelumnya. Hanya setelah negara imperialis Barat berkuasa, digantikanlah namanya menjadi Samodra India (Sir Thomas Arnold dan Alfred Guilaume, (editor), 1965. The Legacy of Islam. Oxford University Press, New York, hlm. 87).

Demikian pula nol meridian semula melintas Makkah, sebagai petunjuk arah kiblat. Kemudian oleh Kerajaan Protestan Anglikan Inggris dialihkan melewati Greenwich London.

Dari sinilah ditentukan mata angin posisi wilayah atau suatu negara dalam membaca peta bumi. Misalnya Jepang, Cina, Korea letak geografinya di sebelah Timur dari Greenwich London, dan sangat jauh, disebutnya the Far East. Demikian pula posisi geografi Makkah dan Madinah sebenarnya terletak disebelah Barat dari Indonesia. Oleh karena itu, Kiblat shalat menghadap ke barat. Namun, bangsa Indonesia sekarang ikut menyebut Arabia, atau Makkahdan Madinah serta Mesir, sebagai wilayah Timur Tengah. Artinya, berposisi dari Greenwich sebelah timur dan di tengah. Demikian pula Bangsa Indonesia, Malaysia, Singapuram Thailand, Vietnam, Myanmar, menyebutkan sebagai kelompok negara-negara Asia Tenggara. Tentu, penyebutan mata angin Tenggara ini dilihat dari Greenwich London.

Pelayaran wirausahawan Arab Muslim menempuh jalan laut niaga. Dari Pulau Nikobar, Andaman, Maladewa, berlayar ke Malaka sebagai pusat niaga Muslim di Asia Tenggara. Di antara kapal-kapal wirausahawan Arab Muslim itu ada juga yang mengubah perjalanannya sampai ke Madagaskar. Ada pula yang membawa barang dagangan atau komoditi dari Afrika Selatan ke Guinea dan sekitarnya. Kemudian kapal-kapal niaga muslim tersebut kembali ke Madagaskar.

Seluruh pantai lautan tersebut di atas, dahulu di bawah pengaruh wiraniagawan Muslim yang datang dari Khalifah Mu'Awiyah 661-750, ketika pusat pemerintahannya di Damaskus. Kemudian di pesisir Sindu India (Pada Peta Bumi ada 3 tenpat yang ditulis dengan huruf Arab Gundul tanpa harakat : Syin Nun Dal. Di Afrika dekat Mesir oleh Perancis dibaca Sudan, di India oleh Inggris dibaca Sindu, di Indonesia oleh Belanda dibaca Sunda. Ketiganya harus dibaca Sanadun artinya tempat kembali memperoleh rempah-rempah. Demikian penjelasan Drs. H. Abdullah Yusuf, Dekan Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Bandung), sudah tersebar pula agama Islam.

Kambai dan Gujarat di India merupakan pusay pedagang-pedagang atau wirausahawan dari Oman, Hadramaut dan Teluk Persia sejak masa sebelum lahirnya agama Islam yang diajarkan oleh Rasululloh SAW. Hal ini menjadi lebih kuat jika diingatkan bahwa pada abad ke-2 SM perdagangan dengan Sailan atau Srilangka sudah seluruhnya di tangan bangsa Arab.

Dalam masalah sejarah masuknya agama Islam ke India, Thomas W. Arnold mengoreksi ketidak benaran penulisan sejarah yang memberikan gambaran Islam di India dikembangkan oleh Mahmud Ghazna, Aurangzeb, dengan kekerasan dan kekejaman. Pemaksanaan khitan oleh Haydar Ali dan Tipu Sultan. Dijelaskan hal tersebut tidak benar, sejarah terjadinya 66 juta Muslim di India, dampak dari dakwah yang persuasif dan damai. Mulai diajarkan oleh wirausahawan atau wiraniagawan Arab melalui jalan laut niaga.

Informasi sejarah tentang aktivitas pasar di Arabia kurang banyak dipahami oleh sementara sejarawan di Asia. Hal ini akibat sistem penulisan sejarah masih meniru Barat. Umumnya, sejarawan Barat selalu mengecilkan peranan pasar di Arabia. Kemudian lebih mengangkat dalam penulisan sejarah, peranan pasar di India atau Cina.

dengan kata lain, penjajah Barat dalam upaya penaklukan kembali -reconquista terhadap Islam, tidak hanya menjajah wilayah jajahan. Melainkan juga mencoba menjajah pola pikir rakyat jajahan dengan cara mendistribusikan penulisan sejarah. Menurut Anthony Smith dalam Geopolitics of Informationm selain melakukan distorsi penulisan sejarah juga dalam masalah berita pun, Barat melancarkan -news imperialism - penjajahan berita (Anthony Smith, 1980. The Geopolitics of Information, Oxford University Press. New York, hlm. 69). To be Continue...

Sumber : Buku Api Sejarah Karya Ahmad Mansur Suryanegara

0 komentar:

Posting Komentar