Oleh : Ustadz Endang Iskadar, S.Pd.I
Dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi
Allah Ta'ala berfirman
pula: "Dan mohonlah pengampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah
Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 106)
Allah Ta'ala juga
berfirman: "Maka mahasucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada
Tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadaNya, sesungguhnya Tuhan itu adalah Maha
Penerima taubat." (an-Nashr: 3)
Allah Ta'ala berfirman
pula: "Bagi orang-orang yang bertaqwa adalah beberapa syurga di sisi
Tuhan mereka yang di bawahnya itu mengalirlah beberapa sungai," sampai
pada firmanNya: "Dan orang-orang yang memohonkan pengampunan di waktu
pagi." (ali-lmran: 15)
Allah Ta'ala berfirman
lagi: "Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan atau menganiaya
dirinya sendiri, kemudian memohonkan pengampunan kepada Allah, maka ia akan
mendapatkan Allah itu adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa':
110)
Allah Ta'ala juga
berfirman: "Tidaklah Allah itu akan menyiksa mereka, selagi engkau -Muhammad
- masih ada di kalangan mereka. Allah juga tidak akan menyiksa mereka, selagi
mereka itu masih suka memohonkan pengampunan." (al-Anfal: 13)
Allah Ta'ala berfirman
lagi: "Dan orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau
mengianiaya dirinya sendiri, mereka lalu ingat kepada Allah, kemudian
memohonkan pengampunan karena dosa-dosa mereka itu. Siapakah lagi yang dapat
mengampuni dosa-dosa itu selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus
mengulangi perbuatan yang jahat itu, sedang mereka mengetahui."' (ali-lmran:
135)
Ayat-ayat dalam bab ini
banyak, lagi pula dapat dimaklumi.
1866. Dari al-Aghar
al-Muzani r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saja,
niscayalah diterangi dengan cahaya dalam hatiku dan sesungguhnya saya itu
niscayalah beristighfar - yakni memohonkan pengampunan kepada Allah sebanyak
seratus kali dalam sehari." (Riwayat Muslim)
1867. Dari Abu Hurairah
r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi
Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah beristighfar kepada Allah dan bertaubat
kepadaNya dalam seharinya lebih dari tujuhpuluh kali." (Riwayat Bukhari)
1868. Dari Abu Hurairah
r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang
jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, jikalau engkau semua tidak
melakukan apa-apa yang berdosa niscayalah Allah Ta'ala melenyapkan engkau semua
dan niscayalah akan mendatangkan lagi sesuatu kaum yang berbuat dosa, lalu
mereka itu beristighfar kepada Allah, kemudian Allah memberikan pengampunan
kepada mereka itu." (Riwayat Muslim)
1869. Dari Ibnu Umar
radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua pernah menghitung Rasulullah
s.a.w. dalam sekali majlis mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir
li wa tub 'alayya, innaka antat tawwabur rahim." Artinya: Ya
Tuhan, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah
Maha Penerima taubat lagi Penyayang. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan
Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
1870. Dari Ibnu Abbas
radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang tetap secara langsung beristighfar kepada Allah, maka
Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap kesempitan - atau
kesukaran - yang ditemuinya, juga diberi kelapangan dari setiap kesusahan yang
dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak pernah dikira-kira
olehnya." (Riwayat Abu Dawud)
1871. Dari Ibnu Mas'ud
r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang
mengucapkan: Astaghfirullahal-ladzi lailaha illa huwal hayyal qayyuma wa
atubu ilaih - artinya: Saya beristighfar kepada Allah yang tiada Tuhan
selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepadaNya,
maka diampunkanlah semua dosanya sekalipun ia benar-benar pernah melarikan diri
dari barisan yang sedang berperang." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu
Dawud, Termidzi dan Hakim dan Hakim berkata bahwa ini adalah Hadis menurut
syarat Imam-imam Bukhari dan Muslim.
1872. Dari Syaddad bin
Aus r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Penghulu semua bacaan istighfar itu
ialah apabila seseorang hamba mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah,
Engkau adalah Tuhanku. Saya menetapi perjanjian dan ketentuan yang saya
ikrarkan kepadaMu - yakni berupa kebaktian, keimanan dan keikhlasan, sedapat
yang saya lakukan. Saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukannya apa
yang saya lakukan. Saya mengakui akan kenikmatan yang Engkau limpahkan pada
diriku dan saya mengakui pula akan dosaku. Maka dari itu, berilah pengampunan
padaku, karena sesungguhnya saja tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa
kecuali Engkau sendiri. Barangsiapa yang mengucapkan istighfar di atas itu pada
waktu siang dengan penuh kepercayaan akan isi kandungannya, kemudian meninggal
dunia pada harinya itu sebelum sore harinya, maka ia adalah termasuk golongan
ahli syurga. Selanjutnya barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dan ia
mempunyai kepercayaan penuh akan isi kandungannya, lalu meninggal dunia sebelum
pagi harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga." (Riwayat
Bukhari) Abu-u dengan ba' yang didhammahkan, kemudian waw dan
hamzah mamdudah, artinya ialah mengikrarkan serta mengakui.
1873. Dari Tsauban
r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalatnya lalu
beristighfar kepada Allah tiga kali dan selanjutnya mengucapkan - yang artinya:
"Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya
keselamatan. Maha Suci Engkau, hai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."
Kepada al-Auza'i yaitu salah seorang yang meriwayatkan Hadis ini, ditanyakan:
"Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" la menjawab: "Yaitu
mengucapkan Astaghfirullah, astaghfirullah. (Riwayat Muslim)
1874. Dari Aisyah
radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu memperbanyak ucapannya
sebelum wafatnya, yaitu - yang artinya: "Maha Suci Allah dan dengan
mengucapkan puji-pujian padaNya. Saya beristighfar kepada Allah serta bertaubat
kepadaNya. (Muttafaq ‘alaih)
1875. Dari Anas r.a.,
katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala
berfirman - dalam Hadis qudsi: "Hai anak Adam -yakni manusia, sesungguhnya
engkau itu, selama masih suka berdoa dan berharap kepadaKu, pastilah Aku
mengampuni engkau semua atas dosa apa saja yang ada pada dirimu dan Aku tidak
memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, jikalau dosa-dosamu itu sampai mencapai
mega di langit, kemudian engkau beristighfar kepadaKu pastilah Aku mengampuni
engkau dan Aku tidak mem-perdulikan banyaknya. Hai anak Adam, sesungguhnya
engkau itu, jikalau datang kepadaKu dengan membawa berbagai kesalahan hampir
sepenuh isi bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak
menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscayalah Aku akan datang kepadamu dengan
pengampunan hampir sepenuh isi bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam
Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. 'Ananus sama' dengan
fathahnya 'ain, ada yang mengatakan artinya itu ialah mega atau awan,
juga ada yang mengatakan, artinya ialah apa-apa yang tampak padamu dari mega
itu Qurabul ardhi dengan dhammahnya qaf, ada yang meriwayatkan
dengan kasrahnya qaf, tetapi dengan dhammah adalah lebih tersohor,
artinya ialah apa-apa yang hampir memenuhi bumi
1876. Dari Ibnu Umar
radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Hai semua golongan kaum
wanita, bersedekahlah engkau semua dan perbanyakkanlah beristighfar, sebab
sesungguhnya saya melihat bahwa engkau semua itu adalah sebanyak-banyaknya ahli
neraka." Kemudian ada seorang wanita dari yang hadhir di waktu itu
berkata: "Mengapa kita kaum wanita merupakan jumlah terbanyak dari para
ahli neraka?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua itu suka
memperbanyakkan melaknat serta menutupi kebaikan suami. Saya tidak melihat
orang-orang yang kurang akal dan agamanya di kalangan makhluk yang berakal yang
lebih ghalib - yakni lebih banyak - daripada engkau semua itu." Wanita
tadi berkata lagi: "Apakah kekurangan akal dan agama kita?" Beliau
s.a.w. menjawab: "Persaksian dua orang perempuan adalah sama nilainya
dengan persaksian seorang lelaki - inilah satu tanda kekurangan akalnya - dan
pula wanita itu diam berhari-hari tanpa melakukan shalat - sebab haidh, nifas
dan sebagainya dan inilah tanda kekurangan agamanya." (Riwayat Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar