Perum
Muslim
Al-Falaah IV adalah perumahan sangat sederhana dan baru berdiri pada
bulan
November 2008, kondisi saat itu masih sangat jauh dari memadai, sarana
prasarana yang masih minim diantaranya listrik yang belum terpasang,
sarana jalan yang belum tersedia baik untuk setiap gang, dan sarana
ibadah yang belum ada. Karena listrik yang belum terpasang, maka
berdasarkan kesepakatan pengembang dan warga pada saat itu, dana
pembangunan masjid dialokasi untuk pengurusan listrik (yang saya dengar
seperti itu karena saat kesepakatan itu saya juga belum tinggal di
Al-Falaah 4). Karena kebutuhan akan tempat ibadah, akhirnya terpaksa
bekas bedeng pekerja dijadikan tempat ibadah, yang kondisinya jujur
sangat-sangat tidak layak untuk tempat ibadah... (Astagfirullah...)
Tempat
ibadah yang sangat ringkih, ketika hujan turun maka air hujan dengan
leluasa menjangkau hampir semua sudut ruangan, karena atap dan dinding
yang bolong disana-sini, ketika angin kencang berhembus kita hanya bisa
berdo'a semoga masjid kita tidak roboh dan ambruk..... Ketika shalat
akan sangat mudah dijumpai binatang berkeliaran, yang paling sering
adalah si kodok. Kadang ketika shalat juga kita was was akan binatang
berbisa seperti ular, kalajengking ataupun kelabang yang pada saat itu
banyak dijumpai....(www.sedih.com)
Dengan
kondisi
tersebut, akhirnya kita mencoba mencari dana untuk pembangunan masjid
yang lebih
layak. Setelah hampir 2 bulan Alhamdulillah kita berhasil merenovasi
tempat badah kita sehingga sedikit lebih baik sebagai tempat ibadah
dibandingkan sebelumnya. Warga
bersama-sama membangun masjid dari
swadaya warga dan dana bantuan dari pihak luar. Walau dengan kondisi
warga yang terbatas (apalagi masih sedikit waktu itu), alhamdulillah
masjid akhirnya berdiri
juga walau masih jauh dari kata layak, tetapi Alhamdulillah setidaknya
warga telah
memiliki tempat untuk beribadah dan bertaqorrub serta tempat untuk
silaturahim
yang lebih baik. Tampak gambar masjid yang ada.......
Di
tempat sederhana inilah mimpi kita bersama-sama dimulai, mimpi akan
lahir generasi penerus kita yang qur'ani. Di tempat sederhana ini,
kegiatan ibadah terasa indah, anak-anak setiap sore ramai bermain sambil
belajar mengaji....
Dengan
kelucuan anak-anak, dengan semangatnya para ustadz dan ustadzah, dengan
niat tulus para ibu, mereka bersama merajut mimpi mencetak para
generasi terbaik komplek ini. Tidak ketinggalan para Bapak-bapak dan
Ibu-ibu pun bersemangat menambah ilmu agama, mereka rajin dan rutin
melakukan kegiatan pengajian.
Secara rutin para ibu melaksanakan pengajian....
Pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan penyelenggaraan jenazah dan lain-lain...
Sementara pada Bapak pun tidak mau kalah, secara rutin setiap ahad pagi melaksanakan tadarus Qur'an.....
Ghiroh
masjid saat itu terasa hidup, dan makmur dengan banyaknya aktifitas
ibadah didalamnya. Kondisi tersebut semakin melecut semangat kita untuk
mewujudkan tempat ibadah yang lebih layak dan representatif. Tanpa
kenal lelah kita mencoba mencari dana, entah sudah berapa proposal yang
kita sebar ke berbagai instansi pemerintah, instansi swasta bahkan ke
beberapa kedutaan negara luar. Akhirnya usaha kita yang tidak kenal
lelah berbuah hasil, pada bulan Desember 2010 sebuah Yayasan Islam yang
bernama Yayasan
Al-Huda Bogor, yang beralamat di Jl.
Raya Kapten Yusuf, Cimanglid Gg. Purnama RT 05/01 No. 61, Sukamantri,
Tamansari, Bogor dan Yayasan Makkah Al Mukarromah menerima proposal kita
dan bersedia menjadi penyandang dana utama pembangunan masjid dan
tempat wudhu.
Rapat Pembangunan Masjid
Pembongkaran Masjid Lama
Pembangunan Masjid Ash-Shiddiq Rodiallahu'anhu
Tak terasa akhirnya tanggal 20 Februari 2011, masjid baru dengan nama Masjid Al-Fallah Ash-Shiddiq Rodiallahu'anhu berdiri dengan megah. Suatu prestasi tersendiri bagi kita sebagai komplek baru tetapi telah memiliki masjid yang cukup representatif dan cukup layak, sehingga memberikan kebanggaan tersendiri.
Tampak Jadi Masjid Ash-Shiddiq Roadiallahu'anhu
Berjalannya waktu, ternyata mulai ada yang terasa hilang, yang tadinya masjid ramai dengan kegiatan, sedikit demi sedikit mulai berkurang, pengajian Bapak-bapak yang dilaksanakan setiap hari minggu tidak lagi berjalan. Kuliah dhuha yang coba digagas tidak lagi kelihatan geraknya karena sedikitnya jamaah yang datang. Pengajian para ibu pun terlihat mulai berkurang peminatnya. Harapan terakhir adalah TPA, semoga kawah candradimuka bagi anak-anak kita tetap berjalan.
Kadang
kami berfikir, apa yang salah dengan masjid ini, jika karena megahnya
masjid ini malah membuat jauh kita dari masjid, lalu untuk apa masjid
ini dibangun dengan megah dan indah ? Masjid adalah tempat kita untuk
beribadah kepada Alloh SWT, tempat kita menghilangkan penat, tempat
mencari ilmu, tempat bersilaturahim, tempat kita mengadu kepada sang
khalik. Masjid bukanlah museum, masjid bukanlah galeri, yang hanya
didatangi sesekali dan ditinggalkan disisa harinya.
Ada sebuah hadits Riwayat Abu Dawud :
LAA TAQUUMU-S-SAA’ATU HATTAA YATABAAHA-N-NAASU FI-L-MASAAJIDI
Artinya : Tidak akan datang saat [kiamat] sebelum orang bermegah-megah dengan
mesjid. [Catatan: maksudnya tentu "Salah satu tanda akan datangnya
kiamat ialah ketika orang mendirikan mesjid dengan niat hanya untuk
bermegah-megahan."]
Ya Alloh semoga kita terlindung dari niat seperti itu...................
Marilah
saudaraku.... kembalilah kita ke masjid.... makmurkanlah masjid,
jadikanlah masjid sebagai tempat terindah bagi kita untuk bercengkrama
dengan Sang Khalik dan bersilaturahim dengan sesama...........Amiinn ya
Robbal 'Alamin...
0 komentar:
Posting Komentar