Minggu, 29 Maret 2015

Kajian Shubuh : Bab. 143 Sunnahnya Berjabatan Tangan Ketika Bertemu Dan Menunjukkan Muka Yang Manis, juga Mencium Tangan Orang Shalih Dan Mencium Anaknya, Serta Merangkul Orang Yang Baru Datang Dan Bepergian Dan Makruhnya Membungkukkan Badan — Dalam Memberi Penghormatan

Hari  : Senin, 30 Maret 2015/09 Jumadil Akhir 1436 H
Oleh : Ustadz Noerdin
Dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi




 Dari Abul Khaththab yaitu Qatadah, katanya:"Saya berkata kepada Anas r.a.: "Adakah cara saling berjabatan tangan itu di kalangan para sahabatnya Rasulullah s.a.w. itu?" Anas menjawab: "Ya, ada." (Riwayat Bukhari)


Dari Anas r.a., katanya; "Ketika ahli Yaman datang, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang-orang Yaman sudah datang padamu semua dan mereka itulah pertama-tama orang yang datang dengan melakukan berjabatan tangan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.


Dari al-Bara' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada dua orang Muslimpun yang bertemu lalu keduanya berjabatan tangan, melainkan keduanya itu diampuni dosanya oleh Allah sebelum keduanya itu berpisah." (Riwayat Abu Dawud)

Dari Anas r.a., katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, ada seseorang di antara kita bertemu dengan saudaranya atau sahabatnya, apakah ia boleh membongkokkan badan untuk menghormatinya itu." Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh." Orang itu bertanya lagi: "Apakah boleh ia merangkulnya dan mencium tubuhnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh, kalau baru datang dari bepergian dan lama tidak bertemu, maka kecuali boleh merangkul itu, seperti datang dari ibadat haji dan Iain-lain." Orang itu berkata lagi: "Apakah boleh ia mengambil tangan saudara atau sahabatnya itu laiu berjabatan tangan dengannya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, boleh." Diriwayatkan oleh ImamTermidzidania mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Dari Shafwan bin 'Assal r.a., katanya: "Ada seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya: "Marilah bersama kami pergi ketempat Nabi ini," yang dimaksudkan ialah Nabi Muhammad s.a.w. Kedua-nya mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu menanyakan perihal sembilan ayat-ayat yang terang." Shafwan seterusnya menguraikan Hadis ini sampai ucapannya: "Lalu orang-orang - yakni dua orang Yahudi serta para hadhirin yangada di situ - sama mencium tangan dan kaki beliau s.a.w. dan keduanya berkata: "Kita semua menyaksikan bahwa anda adalah seorang Nabi."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan lain-lainnya dengan isnad-isnad shahih.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia menyebutkan sesuatu ceritera yang di dalamnya ia mengatakan: "Lalu kita semua mendekat kepada Nabi s.a.w. kemudian kita mencium tangan beliau itu." (Riwayat Abu Dawud)

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Zaid bin Haritsah datang di Madinah dan beliau s.a.w. sedang ada dalam rumahku. Zaid mendatanginya lalu mengetuk pintu, kemudian Nabi s.a.w. berdiri untuk menyambutnya - karena Zaid baru datang dari bepergian - lalu beliau s.a.w. menarik bajunya terus merangkul serta menciumnya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau menghinakan samasekali sesuatu dari perbuatan baik sekalipun jikalau engkau sewaktu bertemu dengan saudaramu itu lalu menunjukkan muka yang manis berseri-seri." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mencium Hasan bin Ali, lalu al-Aqra' bin Habis berkata: "Sesungguhnya saya ini mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya tidak pernah mencium seseorangpun dari mereka itu." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Barangsiapa yang tidak berbelas kasihan, maka ia tidak dibelas kasihani oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)

0 komentar:

Posting Komentar